Rabu, 01 Juni 2016

DIALECTIKA OF NATURE oleh Friedrich Engels

DIALECTIKA OF NATURE
oleh Friedrich Engels

Hanya ilmu alam modern yang telah mencapai suatu perkembangan menyeluruh, sistematik, ilmiah, jika dibandingkan dengan intuisi-intuisi filosofikal-alam yang jenius dari zaman kuno dan penemuan-penemuan bangsa Arab yang luar-biasa penting namun sporadik, yang sebagian besarnya lenyap tanpa hasil-hasil--ilmu alam modern ini berasal dari, seperti semua sejarah zaman akhir-akhir ini, dari zaman perkasa yang oleh orang-orang Jerman disebut Reformasi sesudah malapetaka nasional yang menimpa Jerman pada waktu itu, dan yang disebut Renaisans oleh orang Perancis dan Cinquecento (secara harfiah berarti yang limaratus, yaitu abad ke enam-belas) oleh orang-orang Italia, walaupun tidak satupun dari nama-nama itu dapat secara sepenuhnya melukiskannya. Itulah zaman yang lahir pada paroh pertama abad ke lima-belas. Golongan kerajaan, dengan dukungan kaum warga kota-kota, mematahkan kekuasaan bangsawan feodal dan mendirikan monarki-monarki besar, yang pada pokoknya berdasarkan kebangsaan, yang di dalamnya bangsa-bangsa Eropa modern dan masyarakat burjuis modern berkembang; dan sementara kaum warga dan kaum ningrat saling bergulat satu sama lain, perang tani di Jerman secara nubuat meramalkan perjuangan-perjuangan klas masa-depan, yang tidak hanya mengangkat kaum tani yang memberontak itu ke atas pentas-yang tidak merupakan hal baru lagi--melainkan, di belakang mereka, permulaan-permulaan dari proletariat modern, dengan bendera merah di tangan dan tuntutan pemilikan bersama atas bibir-bir mereka. Di dalam manuskrip-manuskrip yang diselamatkan dari keruntuhan Bisantium, pada patung-patung kuno yang digali dari reruntuhan Roma, suatu dunia baru telah terungkap bagi Barat yang terpukau, yaitu dunia Yunani kuno; roh-roh Abad Pertengahan lenyap dihadapan bentuk-bentuknya yang gemilang; Italia bangkit pada suatu pemegaran seni yang tak-terbayangkan, yang tampak seperti suatu pencerminan kekunoan klasik yang tidak pernah dicapai lagi di kemudian hari. Di Italia, Perancis dan Jerman lahir suatu kesusasteraan baru, kesusasteraan modern pertama, yang tidak lama kemudian disusul olleh zaman-zaman klasik kesusasteraan Inggris dan Spanyol. Batas orbis terrarum (=bulatan negeri-negeri, sebuah istilah yang dipakai orang Romawi kuno untuk bumi) telah ditembus; baru sekarang dunia benar-benar diketemukan dan landasan diletakkan bagi perdagangan dunia dan peralihan dari kerajinan tangan pada manufaktur, yang pada gilirannya merupakan titik-awal bagi industri modern berskala besar. Kediktatoran spiritual Gereja telah pecah berantakan; ia secara langsung dibuang oleh mayoritas bangsa-bangsa germanik, yang memeluk Protestantisme, sedangkan di kalangan orang-orang Latin, suatu semangat pikiran bebas yang ceria, yang diambil-alih dari orang-orang Arab dan dipupuk oleh filosofi Junani yang baru ditemukan kembali, semakin berakar dan mempersiapkan jalan bagi materialisme abad ke delapan-belas.
Revolusi progresif terbesar yang hingga saat itu pernah dialami oleh umat-manusia, suatu zaman yang menuntut raksasa-raksasa dan melahirkan raksasa-raksasa-- raksasa-raksasa dalam kemampuan berpikir, kemauan dan nafsu, dan watak, dalam keuniversalan dan pengetahuan. Orang-orang yang membentuk kekuasaan burjuasi modern memiliki segala-galanya kecuali keterbatasan burjuis. Sebaliknya, sifat petualangan zaman itu hingga batas-batas tertentu mengilhami mereka. Hampir tidak ada tokoh penting yang hidup pada zaman itu yang tidak berlanglang-buana amat luasnya, yang tidak menguasai empat atau lima bahasa, yang tidak cemerlang dalam sejumlah bidang. Leonardo da Vinci bukan saja seorang pelukis besar, tetapi juga seorang ahli matematika, mekanika dan insinyur besar, dan kepadanyalah berbagai-bagai cabang ilmu fisika berhutang penemuan-penemuan yang amat penting; Albrecht Durer seorang pelukis, pemahat, pematung, arsitek, dan menambahkan penemuan baru suatu sistem perbentengan yang mewudjudkan banyak ide-ide yang lama kemudian dilanjutkan lagi oleh Montalembert dan oleh ilmu-pengetahuan Jerman modern mengenai perbentengan. Machiavelli adalah seorang negarawan, sejarahwan, penyair dan juga pengarang militer terkemuka pertama dari zaman modern. Luther tidak saja membersihkan kandang Augeas dari Gereja, tetapi juga kandang bahasa Jerman; ia menciptakan prosa Jerman modern dan menggubah teks dan melodi himne kemenangan yang menjadi Marseillaise abad ke enam-belas. Karena pahlawan-pahlawan zaman itu masih belum diperhambakan pada pembagian kerja, yang akibat-akibat pengekangannya, dengan hasil kesatu-segian (keterbatasan dalam pengetahuan), begitu sering kita lihat pada penerus-penerus mereka. Namun yang teristimewa karakteristik pada mereka itu ialah bahwa mereka hampir semuanya menjalani kehidupan-kehidupan dan aktivitas-aktivitas mereka di tengah-tengah gerakan-gerakan sezaman, dalam perjuangan-praktikal; mereka berpihak dan bergabung dalam perjuangan itu, yang seorang dengan berbicara dan menulis, yang lainnya dengan pedang, dan banyak dari mereka melakukan kedua-duanya. Dari situlah keutuhan dan kekuatan watak menjadikan mereka itu manusia-manusia lengkap. Orang-orang ruangan baca merupakan pengecualian: menjadi orang dari peringkat kedua atau ketiga ataupun filistin-filistin yang terlalu berhati-hati untuk ikut melibatkan diri mereka.
Pada waktu itu ilmu alam juga bergerak di tengah-tengah revolusi umum dan sendirinya sepenuhnya revolusioner; karena harus berjuang untuk dan merebut hak hidupnya. Berdampingan dengan orang- orang besar Italia yang melahirkan filosofi modern, ia menyerahkan suhada-suhadanya pada tiang pembakaran dan penjara-penjara Inkuisisi. Dan sungguh karakteristik bahwa kaum Protestan bahkan melebihi kaum Katolik dalam penghambatan dan penganiayaan penyelidikan bebas mengenai alam. Calvin membakar Servetus ketika yang tersebut belakangan itu nyaris menemukan jalan peredaran darah, dan Servetus itu dibiarkan terpanggang hidup-hidup selama dua jam; bagi Inkuisisi setidak-tidaknya telah dicukupkanlah dengan cuma membakar Giodano Bruno hingga mati.
Tindakan revolusioner ilmu alam yang menyatakan kebebasan dirinya dan, yang diulangi dengan pembakaran Dekrit papal (dekrit tahta suci - paus) adalah penerbitan karya abadi dengan mana Copernikus, walaupun dengan takut-takut dan boleh dikata hanya dari ranjang sekaratnya, menantang otoritas kegerejaan dalam masalah-masalah alam. Emansipasi ilmu alam dari teologi berasal-mula dari masa itu, sekalipun perselisihan dan penyelesaian akhir mengenai tuntutan-tuntutan (klaim) tertentu secara timbal-balik masih berlarut-larut hingga zaman kita sekarang dan dalam pikiran masih jauh daripada tuntas. Namun, sejak waktu itu, perkembangan ilmu-ilmu pengetahuan berlanjut dengan langkah-langkah raksasa, dan, dapat dikatakan, menjadi semakin kuat dalam proporsi pangkat-dua jaraknya dari titik berangkatnya. Seakan-akan pada dunia mesti dibuktikan bahwa untuk selanjutnya maka hukum gerak yang berlaku bagi produkt tertinggi materi organik, yaitu pikiran manusia, adalah 
berlawanan dengan hukum gerak yang berlaku bagi zat inorganik.

Pekerjaan utama pada periode pertama ilmu alam yang kini terbuka ialah menguasai material yang seketika berada di depan mata. Di kebanyakan bidang suatu permulaan harus dilakukan dari yang paling awal. Zaman kuno telah mewariskan sistem solar Euclid dan Ptolemaic; orang-orang Arab telah meninggalkan notasi desimal, dasar-dasar aljabar, bilangan-bilangan modern, dan alkimia; Abad-abad Pertengahan Kristiani tidak meninggalkan apapun. Dengan sendirinya, dalam keadaan ini ilmu pengetahuan alam yang paling elementer, mekanika mengenai benda-benda bumi dan angkasa, menduduki tempat pertama, dan menyertainya --sebagai dayang-dayangnya--penemuan dan penyempurnaan metode-metode matematikal. Karya-karya besar telah dihasilkan di sini. Pada akhir periode itu, dikarakterisasi oleh Newton dan Linnaeus, kita dapati cabang-cabang ilmu ini mencapai suatu kesudahan tertentu. Ciri-ciri dasar metode-metode matematikal yang paling hakiki telah ditegakkan: geometri analitikal terutama oleh Descartes, logaritma oleh Napier, dan perhitungan-perhitungan diferensial dan integral oleh Leibniz dan barangkali juga Newton. Keadaan itu berlaku juga bagi mekanika benda-benda padat, yang hukum-hukum utamanya telah dibikin jelas untuk selamanya. Akhirnya, dalam astonomi sistem matahari, Kepler menemukan hukum-hukum gerak planeter dan Newton merumuskan itu dari sudut pandangan hukum-hukum umum mengenai gerak materi. Cabang-cabang ilmu alam lainnya masih jauh daripada sampai pada bahkan kesimpulan pendahuluan ini. Baru pada akhir periode itu mekanika mengenai benda-benda cair dan gas mendapatkan perlakuan lebih lanjut. [Torriceli dalam hubungan dengan pengaturan aliran-aliran pegunungan Alpine]. Ilmu fisika sendiri masih belum melampaui awal-awal permulaannya, kecuali dalam hal optika, yang memperoleh kemajuan luar-biasa dikarenakan kebutuhan-kebutuhan praktikal astronomi. Dengan teori flogestik (Phlogestic theory: teori yang berlaku dalam ilmu kimia selama abad-abad ke tujuh-belas dan delapan-belas yang menyatakan bahwa pembakaran [combustion] terjadi karena kehadiran benda-benda tertentu suatu zat istimewa yang diberi nama phlogiston), ilmu kimia baru saja beremansipasi dari alkimia. Geologi masih belum melampaui tahap embrionik mineralogi; maka oleh karenanya palaeontologi sama sekali masih belum mungkin ada. Akhirnya, di bidang biologi, kesibukan pokok masih saja dengan pengumpulan dan penyaringan pertama atas material yang luar-biasa banyaknya, tidak saja yang botanikal dan zoologikal, tetapi juga anatomikal dan fisiologikal itu sendiri. Nyaris tidak ada sama-sekali pembicaraan mengenai perbandingan atas berbagai bentuk kehidupan, penyelidikan mengenai distribusi geografikal dan klimatologikal kondisi-kondisi kehidupan mereka dan sebagainya. Di sini hanya botani dan zoologi sampai pada suatu pendekatan kesimpulan berkat Linnaeus.
Tetapi, yang secara istimewa mengkarakterisasi periode ini ialah uraian suatu pandangan umum yang khas, yang titik sentralnya yalah pandangan mengenai kekekalan alam secara mutlak. Dengan jalan atau cara apapun alam itu sendiri telah lahir, sekali ia telah berada maka ia tetap sebagaimana adanya itu untuk selama-lamanya. Planet-planet dan satelit-satelitnya, satu kali mereka itu digerakkan oleh "impulse pertama" misterius itu, berputar dan berputar terus-menerus menurut elips-elips mereka yang sudah ditentukan untuk selama-lamanya atau bagaimanapun hingga akhir segala sesuatu. Bintang-bintang untuk selama-lamanya terpancang dan tidak dapat berpoindah dari tempat-tempat mereka, saling menahan satu sama lain di tempat masing-masing itu karena "gaya-berat semesta." Bumi telah bertahan tanpa perubahan apapun sejak keabadian atau --jika anda lebih menyukainya-- sejak saat penciptaannya. "Kelima benua" zaman sekarang itu telah selamanya ada, dan benua-benua itu selamanya dengan gunung-gunung, lembah-lembah dan sungai-sungai serta iklim-iklim mereka, flora dan fauna yang ksama, kecuali dan sejauh terjadinya perubahan atau transplantasi oleh tangan manusia. Spesies tanaman dan binatang, telah ditetapkan sekali dan untuk selamanya ketika mereka lahir; yang serupa secara terus-menerus menghasilkan yang serupa itu pula, dan sungguh luar-biasa bagi Linnaeus dengan pengakuannya bahwa di sana sini mungkin sekali spesies baru telah lahir lewat persilangan. Dibandingkan dengan sejarah kemanusiaan yang berkembang dalam waktu, maka pada sejarah alam dianggap terjadinya suatu penghamparan dalam ruang saja. Semua perubahan, semua perkembangan dalam alam, diingkari, dinegasi. Ilmu alam, yang begitu revolusioner pada awal-mulanya, tiba-tiba mendapatkan dirinya dihadapkan pada suatu alam yang sama-sekali konservatif, di mana segala sesuatu itu dewasa ini adalah seperti adanya pada permulaan dan di mana--hingga akhir dunia atau untuk selama-lamanya-- segala sesuatu itu akan tetap sebagaimana adanya sejak awal.
Betapapun tingginya ilmu alam pada paroh pertama abad ke delapan-belas itu berada di atas zaman kuno Yunani dalam pengetahuan dan bahkan dalam penyaringan materialnya, ia masih berada di bawahnya dalam hal penguasaan material itu secara ideologikal, dan pandangan umumnya mengenai alam. Bagi para filosof Yunani, dunia itu pada hakekatnya merupakan sesuatu yang telah timbul dari khaos (kekacau-balauan), sesuatu yang telah berkembang, sesuatu yang telah menjadi. Bagi ilmuwan-ilmuwan alam periode yang kita bicarakan itu, dunia itu adalah sesuatu yang menulang (mengeras), sesuatu yang tidak dapat berubah, dan bagi kebanyakan dari mereka itu sesuatu yang telah dijadikan (dibuat) dengan sekali pukul. Ilmu pengetahuan masih terlibat (terperangkap) dalam sekali dalam teologi. Di mana-mana ia mencari dan menemukan suatu impuls dari luar sebagai hal hakiki yang tidak dapat dijelaskan dari alam itu sendiri. Bahkan apabila daya-tarik (atraksi), yang dengan gagah-gagahan ditahbiskan oleh Newton "gaya-berat semesta," dipahami sebagai suatu sifat hakiki dari materi, dari manakah datangnya kekuatan tangensial (yang meninggalkan pusat) yang tidak dapat dijelaskan itu dan yang melahirkan orbit-orbit planet-planet? Dan bagaimana, di atas segala-galanya, kelahiran manusia itu, karena betapapun telah pasti bahwa manusia tidaklah berada sejak keabadian? Atas pertanyaan-pertanyaan seperti itu ilmu alam terlalu sering menjawab dengan mempertanggung-jawabkan itu pada pencipta segala sesuatu. Copernicus, pada awal periode itu, menyingkirkan semua teologi; Newton menutup periode itu dengan mendalilkan suatu impulse adikodrati pertama. Gagasan umum tertinggi yang telah dicapai oleh ilmu alam ini yalah mengenai terdapatnya maksud-tujuan pada pengaturan alam itu, teleologi dangkal dari Wolff, yang menyatakan bahwa kucing diciptakan untuk memangsa tikus, tikus untuk dimakan kucing, dan seluruh alam yalah untuk membuktikan kearifan sang pencipta. Yang paling bernilai dari filosofi periode itu yalah bahwa ia tidak sampai membiarkan dirinya disesatkan (dilanturkan) oleh keadaan ilmu pengetahuan alam sezaman yang terbatas itu, bahwa --dari Spinoza hingga kaum materialis Perancis yang besar itu--ia bersikeras menjelaskan dunia dari dunia itu sendiri dan membiarkan pembenarannya secara terperinci pada ilmu alam masa-depan.
Aku memasukkan kaum materialis abad ke delapan-belas dalam periode ini karena tidak tersedia material ilmiah yang alamiah bagi mereka itu kecuali yang dilukiskan di atas. Karya Kant yang amat-menentukan pada zamannya masih merupakan suatu rahasia bagi mereka, dan Laplace baru muncul lama sesudah mereka. Jangan kita lupa bahwa pandangan yang sudah kuno mengenai alam ini, walaupun sudah banyak dibolongi (disanggah kebenarannya) oleh kemajuan ilmu, masih menguasai/mendominasi seluruh paroh pertama abad ke sembilan-belas;*) dan dalam isinya bahkan hingga kini diajarkan di semua sekolahan.a)
Terobosan pertama dalam pandangan mengenai alam yang bagaikan membatu ini tidak dilakukan oleh seorang ilmuwan alam melainkan oleh seorang filosof. Pada tahun 1755 muncullah karya Kant General Natural History and Theory of the Heavens. Masalah impuls pertama telah disingkirkan; bumi dan seluruh sistem solar muncul sebagai sesuatu yang telah menjadi dalam peredaran waktu. Seandainya mayoritas terbesar para ilmuwan alam tidak begitu enggan dalam berpikir--yang oleh Newton diungkapkan dalam peringatan: Ilmu Fisika, waspadailah metafisika!,-- mereka tentunya, dari penemuan tunggal Kant yang jenius ini, menarik kesimpulan-kesimpulan yang menyelamatkan mereka dari penyimpangan-penyimpangan yang tiada-habis-habisnya dan tersia-sianya waktu dan kerja yang tidak terhitung banyaknya pada arah yang palsu itu. Karena penemuan Kant mengandung titik-tolak bagi semua kemajuan selanjutnya. Apabila bumi itu sesuatu yang telah menjadi, maka keadaan geologikal, geografikal dan klimatiknya sekarang, dan tanaman-tanaman dan binatang-binatangnya secara serupa, mestinya juga sesuatu yang telah menjadi; ia mestinya mempunyai suatu sejarah tidak hanya dalam ko-eksistensi dalam ruang, melainkan juga dalam urutan dalam waktu. Seandainya seketika itu penyelidikan-penyelidikan lebih lanjut secara tegas dilakukan dalam arah ini, maka ilmu alam itu tentunya jauh lebih maju daripada keadaannya sekarang. Namun, apakah yang dapat diharapkan dari filosofi? Karya Kant tetap saja tanpa hasil-hasil segera, sampai banyak tahun kemudian Laplace dan Herschel menguraikan isinya dan membuktikannya secara lebih terinci, dan dengan begitu secara berangsur-angsur mendapatkan pengakuan bagi "hipotesis kabut-bintang (nebular)" [Nebular hypothesis = hipotesis bahwa benda-benda langit berasal-muasal dari kabut-kabut bintang berpijar]. Penemuan-penemuan berikutnya mendatangkan kemenangan; yang terpenting di antaranya yalah: gerak bintang-bintang tetap itu sendiri, pembuktian suatu zat-antara yang resistant (berlawan) dalam ruang kosmik; bukti yang diberikan oleh analisis spektral mengenai keidentikan kimiawi dari materi kosmik dan terdapatnya massa-massa kabut berpijar seperti yang didalilkan oleh Kant. [Aksi penghambatan pasang dalam olakan (rotation), juga oleh Kant, yang baru sekarang difahami.]
Namun, masih dapat disangsikan apakah mayoritas ilmuwan-ilmuwan alam akan begitu cepat menyadari kontradiksi dari suatu bumi yang berubah padahal dianggap mengandung organisme-organisme kekal (immutable = tidak berubah-ubah), seandainya menyingsingnya konsepsi bahwa alam tidak saja ada, melainkan telah menjadi berada dan menjadi tidak berada, tidak mendapatkan dukungan dari suatu sumber lain. Geologi telah bangkit dan menunjukkan bahwa, lapisan-lapisan bumi tidak saja terbentuk secara berurutan dan didepositkan satu di atas yang lainnya, melainkan juga kulit-kulit (selongsong) dan kerangka-kerangka tulang binatang-binatang yang sudah punah dan pokok-pokok batang, dedaunan dan buah-buahan tanaman-tanaman yang sudah tiada lagi yang terkandung dalam lapisan-lapisan itu. Orang harus menetapkan pikirannya untuk mengakui bahwa tidak hanya bumi sebagai suatu keutuhan, melainkan juga permukaannya yang sekarang dan tanaman-tanaman dan binatang-binatang yang hidup di atasnya memiliki suatu sejarah dalam waktu. Mula-mula pengakuan itu terjadi dengan penuh keengganan. Teori Cuvier mengenai putaran-putaran (revolutions) bumi adalah revolusioner dalam kata-kata dan reaksioner dalam isinya. Gantinya suatu penciptaan adikodrati tunggal diajukannya suatu deretan penuh tindakan-tindakan penciptaan yang berulang-ulang, menjadikan keajaiban suatu pengungkit hakiki dari alam. Lyell mula-mula menjadikan geologi dapat dimengerti dengan menggantikan revolusi-revolusi dadakan karena suasana-suasana (-hati) sang pencipta dengan efek-efek berangsur-angsur dari suatu transformasi lamban dari bumi.b)
Teori Lyell lebih tidak cocok lagi daripada teori-teori pendahulu-pendahulunya dengan asumsinya mengenai spesies organik yang tetap (konstan). Transformasi bertahap dari permukaan bumi dan semua kondisi kehidupan secara langsung membawa pada transformasi berangsur-angsur dari organisme-organisme dan penyesuaian mereka pada lingkungan yang berubah, pada keaneka-ragaman spesies. Namun tradisi merupakan suatu kekuatan tidak saja dalam Gereja Katolik melainkan juga dalam ilmu pengetahuan alam. Selama bertahun-tahun Lyell sendiri tidak melihat kontradiksi itu, dan murid-muridnya lebih-lebih lagi. Ini hanya dapat dijelaskan oleh pembagian kerja yang sementara itu telah menjadi dominan dalam ilmu alam, yang sedikit banyak membatasi setiap orang pada bidang khususnya, karena hanya ada sedikit saja dari antara mereka yang tidak dilucuti dari suatu pandangan yang menyeluruh.
Dalam pada itu fisika telah maju dengan pesat, dengan hasil- hasilnya secara hampir serentak disimpulkan oleh tiga orang berbeda pada tahun 1842, yang mempunyai arti bersejarah bagi cabang ilmu pengetahuan alam. Mayer di Heilbronn dan Joule di Manchester memperagakan transformasi panas menjadi energi mekanikal dan dari energi mekanikal menjadi panas. Penentuan kesetaraan panas mekanikal menempatkan hasil ini pada kedudukan yang kokoh. Secara serentak, hanya dengan menggalakkan hasil-hasil fisikal secara terpisah-pisah yang sudah dicapai itu, Grove--yang profesinya bukan seorang ilmuwan alam, melainkan seorang pengacara Inggris--telah membuktikan bahwa semua yang dinamakan energi fisikal, energi mekanikal, panas, cahaya, elektrisitas, magnetisme, dan bahkan yang dinamakan energi kimiawi, ditransformasikan yang satu menjadi yang lainnya dalam keadaan-keadaan tertentu tanpa kehilangan energi yang timbul, dan dengan demikian membuktikan lebih lanjut--sejalan garis-garis fisikal--azas Descartes bahwa kuantitas gerak yang terdapat di dunia adalah tetap (konstan). Dengan itu maka energi-energi fisikal istimewa, yaitu yang seakan-akan merupakan "spesies" fisika yang tidak berubah-ubah, itu dipecahkan menjadi berbagai-bagai bentuk gerak materi yang didiferensiasi, saling-beralih yang satu menjadi yang lainnya menurut hukum-hukum tertentu. Keberadaan sekian dan sekian banyak energi fisikal secara kebetulan dilenyapkan dari ilmu pengetahuan oleh bukti saling-hubungan saling-hubungan dan peralihan-peralihan (transisi) mereka. Ilmu fisika, seperti astronomi sebelumnya, telah sampai pada suatu hasil yang tidak-dapat-tidak menunjuk pada daur materi secara abadi dalam gerak sebagai kesimpulan terakhir.
Perkembangan ilmu kimia yang pesat dan mengagumkan sejak Lavoisier, dan teristimewa sejak Dalton, telah menyerang konsepsi-konsepsi lama mengenai alam dari suatu aspek lain. Preparasi dengan bahan-bahan majemuk inorganik yang hingga saat itu hanya diproduksi dalam organisme yang hidup membuktikan bahwa hukum-hukum kimia mempunyai keberlakuan yang sama bagi benda-benda organik maupun inorganik, dan hingga jauh menjembatani jurang antara alam inorganik dan organik, suatu jurang yang menurut anggapan Kant selamanya tidak dapat dilewati.
Akhirnya, juga di bidang penelitian biologikal, terutama perjalanan-perjalanan dan ekspedisi-ekspedisi ilmiah yang secara sistematikal telah diorganisasi sejak pertengahan abad yang lalu, semakin tuntasnya eksplorasi koloni-koloni Eropa di semua bagian dunia oleh ahli-ahli yang tinggal di tempat-tempat itu, dan selanjutnya kemajuan palaeontologi, anatomi, dan fisiologi pada umumnya, khususnya sejak penggunaan mikroskop secara sistematik dan penemuan sel, telah mengakumulasi begitu banyak bahan sehingga penterapan metode perbandingan (komparatif) menjadi mungkin dan sekaligus diharuskan. ["Embriologi."] Di satu pihak, kondisi-kondisi kehidupan berbagai flora dan fauna ditentukan lewat geografi fisikal komparatif; di lain pihak, berbagai-bagai organisme diperbandingkan satu sama lain menurut organ-organ yang sama-hubungan (homolog), dan ini tidak saja dalam kondisi mereka yang matang melainkan pada semua tahap perkembangan mereka. Semakin mendalam dan cermat penelitian ini dilaksanakan, semakin buyar sistem yang kaku dari sifat organik yang tetap tak-dapat-berubah itu pada sentuhannya. Tidak saja spesies tanaman-tanaman dan binatang-binatang yang terpisah-pisah itu menjadi semakin menyatu tidak-dapat dibeda-bedakan, tetapi muncul binatang-binatang, seperti amfioksus (amphioxus = lancelet. Binatang kecil seperti ikan, kira-kira panjang 5 sentimeter, ditemukan di samudera-samudera India dan Pasifik dekat pantai semenanjung Malaya dan Jepang, di Lautan Tengah dan Laut Hitam, dan di lain-lain tempat. Ia merupakan suatu bentuk peralihan dari binatang- binatang tidak-bertulang-belakang menjadi yang bertulang-belakang.) dan lepidosiren (Lepidosiren; ikan berparu-paru, yang dilengkapi dengan insang-insang dan paru-paru, ditemukan di Amerika Selatan), yang membuyarkan semua klasifikasi sebelumnya,c) dan akhirnya organisme-organisme yang dijumpai tanpa dapat dipastikan apakah mereka termasuk dunia tanaman atau dunia hewan. Semakin lama semakin banyak kekosongan dalam rekaman palaeontologikal terisi, memaksa bahkan yang paling berenggan-enggan mengakui adanya kesejalanan yang mencolok antara sejarah evolusioner dunia organik dalam keseluruhannya dan dari organisme individual, benang Ariadne yang akan memandu untuk keluar dari labirin yang di dalamnya botani dan zoologi tampak semakin lama semakin tersesat. Sungguh karakteristik bahwa, hampir serentak dengan serangan Kant terhadap kekekalan sistem solar, C.F.Wolff pada tahun 1759 melancarkan serangan pertama terhadap ketetapan (keterpancangan) spesies dan memproklamasikan teori mengenai keturunan (asal-usul). Namun yang pada Wolff hanya merupakan suatu antisipasi yang cemerlang, mendapatkan wujudnya yang kokoh di tangan Oken, Lamarck, Baer, dan secara gemilang dilanjutkan oleh Darwin pada tahun 1850, tepat 100 tahun kemudian. Hampir secara serentak telah dibuktikan bahwa protoplasma dan sel itu, yang sudah dibuktikan menjadi pembentuk dasar morfologikal yang paling menentukan dari semua organisme, timbul sebagai bentuk-bentuk organik paling rendah yang hidup secara mandiri. Hal ini tidak saja mengurangi jurang antara alam inorganik dan alam organik hingga pada minimumnya, melainkan menyingkirkan salah salah kesulitan paling hakiki yang sebelumnya merintangi jalan teori mengenai keturunan (asal-usul) organisme-organisme itu. Konsepsi baru mengenai alam telah lengkap dalam ciri-ciri utamanya: semua kekejuran telah buyar, semua keterpancangannya buyar, semua kekhususannya yang dianggap kekal telah menjadi sementara, keseluruhan alam dibnuktikan sebagai bergerak dalam perubahan dan daur-daur abadi.
_________
Dengan demikian kita sekali lagi telah kembali pada cara pemikiran pendiri-pendiri besar dari filosofi Yunani: bahwa seluruh alam, dari benda yang paling kecil hingga yang paling besar, dari butir-butir tanah pasir hingga matahar-matahari, dari Protista hingga manusia, mempunyai keberadaannya dalam menjadi-berada dan menjadi-tidak-berada secara abadi, dalam perubahan yang terus-menerus, dalam gerak dan perubahan tanpa-henti-hentinya. Namun dengan perbedaan hakiki bahwa yang bagi orang-orang Yunani adalah suatu intuisi yang menakjubkan adalah dalam hal kita hasil penelitian ilmiah yang seketat-ketatnya berdasarkan pengalaman, dan karenanya tampil dalam bentuk yang lebih pasti dan jelas. Memang, bukti empirikal mengenai gerak siklikal (cyclical = daur) tidaklah sepenuhnya bebas dari kesenjangan-kesenjangan, namun itu tidaklah banyak berarti jika dibandingkan dengan yang sudah ditegakkan secara kokoh, dan setiap tahun demi tahun mereka menjadi semakin diisi. Dan bagaimana bukti secara terinci itu dapat selengkap-lengkapnya bila diingat bahwa cabang-cabang ilmu pengetahuan yang paling mendasar --astronomi trans-planeter, ilmu kimia, geologi-- memiliki keberadaan ilmiah yang cuma hampir seratus tahun usianya, dan metode komparatif dalam fisiologi baru limapuluh tahun, dan bahwa bentuk dasar dari hampir semua perkembangan vital, yaitu sel itu, merupakan suatu penemuan yang belum sampai empatpuluh tahun usianya!
_________
Matahari-matahari dan sistem-sistem soal yang tidak terhitung banyaknya dari pulau kosmik kita, yang dibatasi oleh cincin-cincin perbintangan yang paling jauh-di-luar Bimasakti, yang dikembangkan oleh kontraksi(pemadatan) dan pendiginan massa-massa uap yang memijar dan berpusingan, hukum-hukum gerak yang daripadanya barangkali akan terungkap setelah pengamatan-pengamatan selama beberapa abad, telah memberikan kepada kita suatu wawasan mengenai gerak bintang-bintang itu sendiri. Jelaslah bahwa perkembangan ini tidak berlangsung dalam laju yang sama. Keberadaan matahari-matahari gelap --tidak saja benda-benda planeter-- yaitu matahar-matahari yang mati dalam sistem perbintangan kita, semakin mengesankan dirinya pada astronomi (Madler); di lain pihak (menurut Secchi), sebagian dari kabut bintang yang serba-uap itu termasuk dalam sistem perbintangan kita sebagai matahar-matahari yang belum selesai, dengan demikian tidaklah dimustahilkan bahwa kabut-kabut bintang lainnya, seperti ditegaskan oleh Madler, adalah pulau-pulau kosmik mandiri yang jauh jaraknya, dengan tahap perkembangan relatif yang mesti ditentukan dengan spektroskop.
Bagaimana suatu sistem soal berkembang dari suatu massa nebular terpisah telah dibuktikan secara terinci oleh Laplace dengan suatu cara yang belum ada tandingannya; ilmu pengetahuan berikutnya semakin memperkuatnya.
Pada benda-benda (alam) terpisah yang terbentuk dengan cara itu --matahar-matahari maupun planet-pelanet dan satelit-satelit-- maka bentuk gerak materi yang lebih dulu berlaku yalah yang kita namakan panas itu. Tidak diragukan lagi mengenai majemuk-majemuk kimiawi unsur-unsur itu bahkan pada suatu suhu seperti itu masih dimiliki oleh matahari; hingga sejauh mana panas ditransformasi menjadi elektrisitas atau magnetisme dalam kondisi-kondisi seperti itu akan dibuktikan oleh pengamatan-pengamatan solar secara terus-menerus; boleh dikatakan sudah terbukti bahwa gerak mekanikal yang berlangsung di atas matahari semata-mata ditimbulkan oleh konflik antara panas dengan gaya-berat.
Semakin kecil benda-benda terpisah itu, semakin cepat mereka mendingin. Satelit-satelit, asteroid-asteroid dan meteor-meteor terutama, presis seperti bulan kita telah lama mati. Planet-planet itu secara lebih lama (lambat), dan benda pusatnya yang paling lama (lambat).
Dengan berlangsungnya pendinginan, maka saling pengaruh- mempengaruhi bentuk-bentuk fisikal dari gerak yang menjadi saling-bertransformasi satu menjadi yang lainnya semakin berperan, hingga akhirnya tercapai suatu titik di mana daya-gabung kimiawi mulai semakin menyata, maka unsur-unsur yang tadinya secara kimiawi sama menjadi berdiferensiasi, secara kimiawi, secara berurutan satu demi satu, memperoleh sifat-sifat kimiawi, dan memasuki keterpaduan satu sama lainnya. Kombinasi-kombinasi itu secara terus-menerus berubah-ubah dengan menurunnya suhu, yang secara berbeda-beda mempengaruhi tidak saja setiap unsur melainkan juga setiap kombinasi unsur-unsur , yang juga berubah dengan peralihan berikutnya dari sebagaian materi serba-gas itu mula- mula menjadi keadaan cair dan kemudian menjadi keadaan padat, dan dengan kondisi baru yang diciptakan dengan demikian itu.
Periode ketika planet mempunyai kulit yang kokoh dan akumulasi air di atas permukaannya bertepatan dengan periode ketika panas kandungannya semakin berkurang dalam perbandingan dengan panas yang dikeluarkan padanya dari badan-pusatnya. Atmosfernya menjadi medan gejala-gejala meteorologikal dalam artian yang menjadi pemahaman kita sekarang mengenai dunia; permukaannya menjadi medan perubahan-perubahan geologikal di mana deposit-deposit yang dihasilkan oleh hujan (pengendapan) atmosferik semakin berdominasi atas efek-efek eksternal cairan internal yang berpijar yang pelan-pelan berkurang itu.
Akhirnya, apabila suhu menjadi sedemikian sepadan bahwa, sekurang-kurangnya hingga suatu bagian besar permukaannyta ia tidak melampaui batas-batas di mana albumen dapat hidup, maka, jika prasyarat-prasyarat kimiawi lainnya menguntungkan, terbentuklah protoplasme hidup itu. Apa gerangan prasyarat-prasyarat itu kita masih belum tahu, dan ini tidak perlu diherankan karena hingga sejauh ini bahkan rumusan kimiawi dari albumen belum dibuktikan -- kita bahkan tidak mengetahui ada berapa banyak benda-benda serba-albumin yang secara kimiawi berbeda-beda itu -- dan karena baru kurang-lebih sepuluh tahun yang lalu telah diketahui kenyataan bahwa albumen-albumen kyang sama-sekali tidak berstruktur menjalankan semua fungsi hakiki dari kehidupan: pencernaan, pengeluaran kotoran, gerak, pemadatan, reaksi pada rangsangan, dan pengembang-biakan. Mungkin beribu-ribu tahun mesti berlalu sebelum lahir kondisi di mana kemajuan berikutnya akan terjadi dan albumen yang tidak berbentuk itu menghasilkan sel pertama lewat pembentukan inti dan selaput. Namun sel pertama itu juga memberikan landasan bagi perkembangan morfologikal dari seluruh dunia organik; yang pertama berkembnang --yang dapat diperkirakan dari seluruh analogi rekaman palaeologikal, adalah species protista non-selular dan selular yang tidak terhitung banyaknya, dan yang dipadanya hanyalah Eozoon canadense [Eozoon canadense: suatu mineral yang ditemukan di Kanada yang lazim dipandang fosil-fosil dari organisme murba paliong awal. Pada tahun 1878 Karl Mobius membuktikan tidak-benarnya asal-muasal organik dari mineral itu) saja yang sampai pada kita, dan yang beberapa di antaranya secara berangsur-angsur berdiferensiasi menjadi tanaman-tanaman pertama dan yang lain-lainnya menjadi binatang-binatang pertama. Dari dari binatang-binatang pertama itu berkembanglah, pada dasarnya melalui diferensiasi lebih lanjut, banyaknya golongan, tingkatan, keluarga, genera dan species binatang-binatang; dan akhirnya binatang-binatang bertulang-belakang, bentuk di mana sistem persyarafan mencapai perkembangan penuhnya; dan dari antara itu kembali yang paling terakhir yalah binatang bertulang-belakang yang padanya alam mencapai kesadaran akan dirinya sendiri - manusia.
Manusia, juga, lahir lewat diferensiasi. Tidak saja secara individual, yang didiferensiasikan dari sel telur tunggal pada organisme paling rumit yang dihasilkan oleh alam--tidak, juga secara historikal. Ketika, setelah beribu-ribu tahun pergulatan, diferensiasi tangan dari kaki, dan sikap tegak, akhirnya diwujudkan, maka manusia menjadi berbeda dari kera dan landasan telah diletakkan bagi perkembangan pengucapan kata dan perkembangan perkasa dari otak yang sejak itu menjadikan jurang antara manusioa dan kera tidak terjembatani lagi. Pengkhususan (spesialisasi) tangan--ini berarti alat, dan alat itu secara khusus berarti kegiatan manusia, reaksi manusia yang mentransformasi alam, produksi. Binatang-binatang dalam artian lebih sempit juga memiliki alat-alat, namun sebagai anggota-anggota badan tubuh meeka: semut, lebah, berang-berang; binatang-binatang juga berproduksi, tetapi efek produktif mereka atas alam sekelilingnya dalam hubungan yang tersebut belakangan itu maknanya, hampir tidak ada sama sekali. Hanya manusia yang telah berhasil dalam menerakan capnya pada alam, tidak hanya dengan memindah-mindahkan tanaman- tanaman dan binatang-binatang dari tempat yang satu ke tempat yang lain, melainkan dengan begitu juga mengubah aspek dan iklim tempat tinggalnya, dan bahkan tanaman-tanaman dan binatang-binatang itu sendiri, sehingga konsekuensi-konsekuensi kegiatannya hanya dapat lenyap bersama kemusnahan umum bulat bumi itu. Dan ia telah mencapai ini terutama dan pada hakekatnya dengan menggunakan tangan. Bahkan mesin-uap, sejauh ini alatyuang yang paling kuat untuk mentransformasi alam, bergantung --karena itu sebuah alat--pada tingkat terakhir pada tangan itu. Namun selangkah-demi-selangkah dengan perkembangan tangan juga berkembanglah otak itu; datanglah kesadaran, pertama-tama sekali kesadaran akan kondisi-kondisi bagi produksi berbagai hasil yang secara praktikal berguna, dan kemudian, di antara bangsa-bangsa yang lebih diuntungkan dan dari yang terdahulu lahirlah wawasan mengenai hukum-hukum alam yang menguasai semua itu. Dan dengan semakin cepat bertumbuhnya pengetahuan mengenai hukum-hukum alam, maka cara dan alat untuk mereaksi pada alam juga bertumbuh; tangan saja tidak akan pernah mencapai mesin uap jika otak manusia tidak berkembang secara saling-berhubungan dengan dan sejajar dengannya, dan untuk sebagian berhutang padanya. Dengan manusia kita memasuki sejarah. Binatang-binatang juga mempunyai sejarah, yaitu mengenai derivasi (asal-muasal) dan evolusi bertahap mereka hingga keadaan (status) mereka sekarang. Namun, sejarah ini dibuat untuk mereka, dan sejauh mereka sendiri ikut ambil bagian di dalamnya, ini terjadi di luar pengetahuan atau hasrat mereka. Di lain pihak, semakin jauh makhluk-makhluk manusia terpisah dari binatang-binatang dalam artian lebih sempit perkataan itu, semakin sadar mereka membuat sejarah mereka sendiri, maka semakin berkuranglah pengaruh efekt-efekt diluar-perhitungan dan kekuatan-kekuatan tidak-terkendali atas sejarah ini, dan semakin tepat hasil historikal itu bersesuaian dengan tujuan yang ditentukan sebelumnya. Namun, apabila kita menerapkan ketentuan ini pada sejarah manusia, bahkan hingga pada bangsa-bangsa yang paling berkembang dewasa ini, kita mendapati bahwa masih terdapat suatu ketimpangan luar-biasa antara tujuan-tujuan yang diinginkan dengan hasil-hasil yang dicapai, bahwa efek-efek di luar-perhitungan lebih berdominasi, dan bahwa kekuatan-kekuatan tidak- terkendali itu jauh lebnih kuat daripada yang digerakkan menurut rencana. Dan ini semua tidak bisa lain selama kegiatan historikal manusia yang paling hakiki,--yaitu yang mengangkat mereka dari kebinatangan pada kemanusiaan dan yang merupakan landasan material dari semua aktivitas mereka lainnya, yaitu produksi kebutuhan-kebutuhan hidupnya, yaitu dewasa ini, produksi sosial--, terutama ditundukkan pada saling-pengaruh efek-efek yang tidak sengaja dari kekuatan-kekuatan yang tidak-terkendalikan dan mencapai tujuan yang dihasratkan hanya dengan jalan pengecualian dan, yang lebih sering terjadi, justru kebalikannya. Di negeri- negeri industrial yang paling maju kita telah meredakan kekuatan-kekuatan alam dan menjadikannya melayani kemanusiaan; dengan itu kita telah melipat-gandakan produksi secara tak- terbatas, sehingga seorang abnak kini memproduksi lebih daripada yang dulunya diproduksi oleh lebih daripada seratus orang dewasa. Dan apakah konsekuensinya? Meningkatnya kerja-lembur dan bertambahnya kesengsaraan massa banyak, dan setiap sepuluh tahun suatu keambrukan (-ekonomi) besar. Darwin tidak menyadari betapa telah ditulisnya sebuah satire yang pahit mengenai kemanusiaan, dan khususnya sesamanya senegeri, ketika ditunjukkannya bahwa persaingan bebas, perjuangan untuk hidup, yang oleh para ahli ekonomi dirayakan sebagai hasil historikal paling tinggi, adalah keadaan normal suatu kerajaan hewani. Hanya pengorganisasian produksi sosial secara sadar, di mana produksi dan distribusi dijalankan secara berencana, yang dapat mengangkat kemanusiaan di atas dunia hewani selebihnya secara sosial sebagaimana produksi pada umumnya telah melakukan ini bagi manusia khususnya. Perekembangan historikal menjadikan pengorganisasian seperti itu semakin lama semakin diharuskan, namun semakin lama juga semakin mungkin. Dari situlah akan dimulai suatu zaman sejarah yang baru, di mana kemanusiaan sendiri, dan dengan kemanusiaan semua cabang kegiatannya, dan teristimewa ilmu alam, akan mengalami suatu kemajuan yang akan menjadikan segala sesuatu yang telah mendahuluinya meluntur ke dalam ketiadaan-arti sama sekali.
Namun begitu, semua yang telah menjadi berada sudah sewajarnya akan musnah. Berjuta-juta tahun boleh berlalu, ratus ribu generasi dilahirkan dan mati, namun secara tidak dapat dihindarkan akan tiba waktunya manakala jatuhnya (turunnya) kehangatan matahari tidak akan mencukupi lagi untuk mencairkan es yang mendesakkan dirinya sendiri keluar dari kutub-kutub; ketika bangsa manusia, yang semakin banyak berkerumun di sekitar khatulistiwa, akhirnya tidak mendapatkan kehangatan yang secukupnya bagi kehidupan; ketika secara berangsur-angsur bahkan sisa-sisa terakhir kehidupan organik akan melenyap; dan bumi, sebuah bulatan dingin-membeku seperti bulan, telah mati, akan memutari --dalam kegelapan paling pekat dan dengan orbit yang semakin mengecil--matahari yang juga sudah mati, dan pada akhirnya jatuh ke dalamnya. Planet-planet telah mendahuluinya, planet-planet lain akan menyusul; gantinya sistem solar yang panas, yang cerah itu, dengan pengaturan (penataan) anggota-anggotanya secara serasi, cuma sebuah bulatan (sfera) dingin dan mati yang masih menempuh jalannya yang sunyi-senyap di ruang kosmik itu. Dan yang terjadi pada sistem solar kita akan terjadi pula, cepat atau lambat, pada semua sistem lainnya dari pulau kosmik kita, akan terjadi pada semua dari semua pulau-pulau kosmik lainnya yang tidak terhitung banyaknya, bahkan pada yang cahayanya tidak akan pernah mencapai bumi selagi di atas bumi itu masih terdapat penglihatan manusia hidup untuk menangkapnya.
Dan apabila suatu sistem solar seperti itu telah menyelesaikan sejarah hidupnya dan berpasrah pada nasib segala sesuatu yang terbatas, yaitu kematian, lalu apa? Apakah mayat matahari menggelinding terus secara abadi sebagai suatu mayat melalui ruang tak-terhingga, dan semua kekuatan-kekuatan alam yang didiferensiasi dalam keaneka-ragaman secara tak-terhingga itu beralih untuk selama-lamanya menjadi satu bentuk gerak tunggal, yaitu daya-tarik-menarik? Atau--sebagaimana ditanyakan oleh Secchi--adakah terdapat kekuatan-kekuatan dalam alam yang dapat mengubah kembali sistem mati itu kepada keadaan asli suatu kabut-bintang berpijar dan membangunkannya kembali pada kehidupan baru? Kita tidak tahu.
Bagaimanapun, kita tidak mengetahui dalam artian sebagaimana kita mengetahui bahwa 2 x 2 = 4 atau bahwa daya-tarik materi meningkat atau berkurang sesuai pada pangkat-dua jarak itu. Namun, dalam ilmu pengetahuan alam teoretikal, yang sejauh-jauh mungkin membangun pandangannya mengenai alam menjadi suatu keseluruhan yang serasi, dan yang tanpa itu dewasa ini bahkan kaum empirisis yang paling tidak berpikir pun tidak akan dapat mencapai apapun, kita amat sering harus menghadapi kekibaran-kekibaran (magnitude) yang tidak diketahui secara lengkap; dan kebulatan pikiran logikal harus selalu membantu mengatasi pengetahuan yang keliru. Ilmu alam modern dipaksa mengoper azas mengenai kelanggengan gerak dari filsafat; ia tidak mungkin bertahan tanpa azas ini. Namun gerak materi bukan cuma gerak mekanikal yang kasar saja, bukan cuma perubahan tempat saja; ia adalah panas dan cahaya, tegangan elektrik dan magnetik, perpaduan dan pemisahan kimiawi, kehidupan dan, akhirnya, kesadaran. Untuk mengatrakan bahwa materi selama seluruh waktu keberadaannya yang tak-terbatas telah hanya sekali, dan selama yang merupakan suatu periode singkat yang tak-terhingga kecilnya dalam perbandingan dengan kekekalannya, mendapatkan dirinya mampu mendiferensiasikan geraknya dan dengan begitu mengungkapkan seluruh kekayaan gerak ini, dan bahwa sebelum dan sesudah ini tetap terbtas untuk selama-lamanya pada hanya perubahan tempat belaka--ini adalah setara dengan mempertahankan bahwa materi itu dapat-mati (tidak abadi) dan gerak itu tidak kekal.
Kelanggengan materi tidak cuma kuantitatif belaka, ia juga mesti difahami secara kualitatif; materi yang perubahan (perpindahan) tempatnya yang semurninya mekanikal itu memang mencakup kemungkinan untuk ditransformasi di dalam kondisi-kondisi yang menguntungkan menjadi panas, elektrisitas, aksi kimiawi, kehidupan, namun yang tidak mampu menghasilkan kondisi-kondisi ini dari dirinya sendiri, maka materi seperti itu telah kehilangan (mengorbankan) gerak; gerak yang telah kehilangan kapasitas untuk ditransformasi menjadi berbagai bentuk yang cocok baginya memang masih dapat memiliki dinamika (dynamis=potensialitas) namun tidak ada lagi energia (energia=daya-guna/keefektivan). dan dengan demikian telah menjadi hancur sebagian. Namun, kedua-dua hal itu tidaklah masuk akal.
Ini semua sudah jelas: pernah ada waktunya ketika materi pulau kosmik kita telah mentransformasi suatu kuantitas gerak seperti itu --dari jenis apa, itu belum kita ketahui-- menjadi panas agar daripadanya dapat dikembangkan sistem-sistem solar yang mencakup (menurut Madler) paling sedikit duapuluh juta bintang, yang kepunahannya secara berangsur telah pula menjadi pasti.
Bagaimanakah transformasi itu terjadi? Pengetahuan kita akan hal itu sama sedikitnya seperti Romo Secchi mengetahui apakah caput mortuum (Caput mortuum: secara harfiah - kepala mati; di sini dalam arti sisa-sisa yang mati.) sistem solar kita akan pernah berubah kembali menjadi bahan mentah bagi sistem-sistem solar baru. Namun, di sini kita mesti lari pada suatu pencipta atau kita terpaksa mesti menyimpulkan bahwa bahan mentah berpijar bagi sistem-sistem solar pulau kosmik kita telah diproduksi secara alamiah melalui transformasi-transformasi gerak yang merupakan sifat pembawaan materi bergerak, dan yang kondisi-kondisinya, karenanya, mesti direproduksi oleh materi, sekalipun setelah berjuta-juta tahun, kurang-lebih secara kebetulan, namun dengan keharusan yang juga menjadi pembawaan dalam kekebetulan.
Kemungkinan transformasi seperti itu kini semakin diakui. Sedang dicapai pandangan bahwa benda-benda langit pada akhirnya ditakdirkan akan tenggelam yang satu ke dalam yang lain, dan orang bahkan memperhitungkan jumlah panas yang mesti dikembangkan pada benturan-benturan seperti itu. Tiba-tiba menyalanya bintang- bintang baru, dan peningkatan yang sama tiba-tibanya dalam kecerahan bintang-bintang yang sudah dikenal, yang diberitahukan kepada kita oleh para ahli astronomi, paling mudah dijelaskan dengan adanya benturan-benturan seperti itu. Kelompok planet-planet kita tidak saja bergerak mengitari matahari, dan matahari kita di dalam pulau kosmik kita, tetapi seluruh pulau kosmik kita juga bergerak dalam ruang dalam keseimbangan relatif sementara dengan pulau-pulau kosmik lainnya, karena bahkan keseimbangan relatif dari benda-benda yang mengapung bebas hanya ada jika gerak itu ditentukan secara timbal-balik; dan sudah diasumsikan oleh banyak pihak bahwa suhu dalam ruang kosmik tidaklah sama di semua tempat. Akhirnya, kita mengetahui bahwa, kecuali suatu bagian yang teramat kecil, panas matahari-matahari yang tidak terhitung banyaknya dari pulau kosmik kita menhilang ke dalam ruang dan gagal meningkatkan suhu ruang kosmik bahkan dengan sepersejuta derajat sentigrad. Apakah yang terjadi dengan semua kuantitas panas ini? Apakah ia untuk selamanya dihambur-hamburkan dalam usaha memanaskan ruang kosmik, apakah ia telah berhenti berada secara praktikal, dan apakah ia terus berada hanya secara teoretikal, pada kenyataan bahwa ruang kosmik telah menjadi lebih panas dengan sepecahan desimal derajat yang didahului dengan sepuluh atau lebih nol? Suatu asumsi seperti itu mengingkari kelanggengan gerak; ia mengakui kemungkinan bahwa dengan berturut-turut tenggelamnya benda-benda kosmik yang satu ke dalam yang lainnya maka semua gerak mekanikal yang ada akan berubah menjadi panas dan yang tersebut belakangan dipancarkan ke dalam ruang kosmik, sehingga dengan segala kelanggengan kekuatan semua gerak pada umumnya akan berhenti. (Secara kebetulan terlihat di sini betapa tidak-tepatnya istilah: kelanggengan kekuatan, sebagai gantinya : kelanggengan gerak.) Karena itulah kita sampai pada kesimpulan bahwa dengan suatu cara tertentu, yang pada suatu waktu di kelak-kemudian akan menjadi tugas ilmu alam untuk membuktikannya, panas yang dipancarkan ke dalam ruang kosmik mesti dapat ditransformasikan menjadi suatu bentuk gerak lain, di mana ia sekali lagi dapat disimpan dan menjadi aktif. Dengan demikian maka kesulitan pokok dalam pengubahan kembali matahari-matahari yang mati menjadi uap berpijar lenyaplah sudah.
Untuk yang selebihnya, pergantian dunia-dunia berulang-ulang secara kekal dalam waktu tak-terhingga itu cuma merupakan pelengkap logikal pada keberadaan-bersama dunia-dunia yang tidak terhitung jumlahnya di dalam ruang tak-terhingga -- suatu azas yang keharusannya bahkan terpaksa diakui oleh otak Yankee seorang Draper yang anti-teoretikal itu. [Keserba-ragaman dunia-dunia dalam ruang tak-terhingga melahirkan konsepsi mengenai pergantian-pergantian dunia-dunia dalam waktu tak-terhingga. J.W.Draper, Hist.Int.Devel. II. - History of the Intellectual Development of Europe.]
Itu adalah suatu daur abadi yang di dalamnya materi bergerak, suatu daur yang secara pasti menyelesaikan orbitnya dalam periode-periode waktu yang untuknya tahun bumi kita tidak mencukupi sebagai tolok-ukurnya, suatu daur di dalam mana waktu perkembangannya yang tertinggi, waktu kehidupan organik, dan lebih-lebih lagi dari kehidupan makhluk-makhluk yang sadar akan diri mereka sendiri dan akan alam, hampir sama tidak terbaginya seperti ruang yang di dalamnya kehidupan dan kesadaran-diri beroperasi; suatu daur di dalam mana setiap cara keberadaan materi secara terbatas, biarpun itu matahari ataupun uap nebular, binatang tunggal atau genus (golongan, jenis) binatang-binatang, perpaduan atau perpisahan kimiawi, adalah sama-sama bersifat sementara, dan di dalamnya tiada suatupun yang abadi, tetapi secara abadi berubah, materi yang bergerak secara abadi dan hukum-hukum gerak dan perubahannya. Namun, betapapun seringnya, dan betapapun tiada- berampunnya, daur itu diselesaikan dalam waktu dan ruang, betapapun berjuta-juta banyak matahari-matahari dan bumi-bumi yang menjadi berada (lahir) dan menjadi tidak-berada (mati), betapapun lamanya waktu sebelum kondisi-kondisi kehidupan organik itu dilahirkan dalam suatu sistem solar, bahkan di atas sebuah planet tunggal, betapapun tidak-terhitung banyaknya makhluk-makhluk organik yang harus mendahului dan lebih dulu hilang berlalu sebelum binatang-binatang dengan sebuah otak yang mampu berpikir berkembang dari tengah-tengah mereka, dan untuk suatu jangka waktu yang singkat mendapatkan kondisi-kondisi yang cocok untuk hidupn, namun untuk kemudian dimusnahkan tanpa ampun, kita mempunyai kepastian bahwa materi secara abadi tetaplah sama di dalam semua transformasinya, bahwa tiada dari atribut-atributnya yang akan pernah hilang, dan karenanya juga, bahwa dengan keharusan sekeras besi yang sama kembali akan dimusnahkannya ciptaannya yang teragung di atas bumi, yaitu akal yang berpikir (thinking mind), ia mesti, di suatu tempat lain dan pada suatu saat lain, kembali melahirkannya.
*****
Catatan:
a) Betapa pandangan ini, bahkan pada tahun 1861, secara ngotot dipertahankan oleh seorang yang karya-karya ilmiahnya telah memberikan bahan yang luar-biasa pentingnya untuk menghapus pandangan itu tadi, dibuktikan oleh kata-kata klasik berikut ini:
"Seluruh pengaturan (tatanan) sistem solar kita, sejauh kita dapat memahaminya, bertujuan melestarikan segala yang ada dan kesinambungan yang tidak berubah-ubah. Tepat sebagaimana sejak zaman paling purba tidak ada binatang dan tidak ada tanaman di atas bumi yang telah menjadi lebih sempurna atau berbeda pada umumnya, tepat sebagaimana kita pada semua organisme hanya mendapati tahap-tahap "secara sejajar" satu sama lain dan tidak "berurutan" satu sama lain, tepat sebagaimana ras kita sendiri selalu tetap sama secara korporeal--maka, bahkan keaneka-ragaman yang paling besar dalam benda-benda kosmik yang sama-sama berada itu tidak akan membenarkan kita untuk menganggap bahwa bentuk-bentuk ini cuma tahap-tahap perkembangan yang berbeda-beda belaka; sebaliknya, segala sesuatu yang tercipta itu masing-masing dan sendiri-sendiri adalah sama sempurnanya." (Madler, Populare Astronomie, Berlin 1861, edisi ke lima, pal. 316) - Buku yang menjadi rujukan itu yalah: J.H. Madler, Der Wunderbau des Weltalls oder populare Astronomie--] (p26)
b) Kekurangan pandangan Lyell --setidak-tidaknya dalam bentuknya yang pertama--terletak dalam pemahaman kekuatan-kekuatan yang bekerja di atas bumi sebagai tetap, tetap dalam kualitas dan kuantitas. Mendinginnya bumi tidak ada bagi Lyell, bumi dipandangnya tidak berkembang pada suatu arah tertentu melainkan cuma berubah dalam cara tidak beraturan, secara kebetulan belaka.
c) [Ceratodus (ikan-berparu-paru yang ditemukan di Australia). Ditto arkaeopteriks (Archaeopteryx: binatang yang sudah punah, prototip dari golongan burung-burung yang sekaligus mempunyai ciri-ciri khas binatang melata) 

Ditulis oleh F. Engels pada tahun 1875-76.

Pertama kali diterbitkan pada tahun 1925
Nb: Silahkan Disebarluaskan

0 komentar:

Posting Komentar