Masalah Persatuan Serikat Buruh
Source: The Militant, Vol. IV No. 10, 15 May 1931, pp. 4 & 8.
Penerjemah: Dipo Negoro (24 Maret 2013)
Penyunting: Ted Sprague
Masalah persatuan organisasi buruh
tidak memiliki solusi tunggal yang cocok untuk semua bentuk organisasi dan
untuk semua kondisi.
Masalah persatuan tersebut
terselesaikan secara pasti untuk partai. Kemandirian partai yang sepenuhnya
adalah kondisi dasar untuk aksi revolusioner. Namun bahkan prinsip ini tidak
memberikan sebuah jawaban sudah-jadi untuk pertanyaan-pertanyaan: kapan dan di
bawah kondisi apa harus terjadi split, atau, sebaliknya, kapan dan di bawah
kondisi apa harus terjadi persatuan dengan arus politik yang serupa?
Pertanyaan-pertanyaan semacam itu diselesaikan setiap kali atas dasar analisa
kongkrit atas tendensi-tendensi dan kondisi-kondisi politik. Dalam semua kasus,
kriteria paling tinggi adalah kebutuhan kepeloporan kaum buruh yang terorganisir,
yakni partai, untuk menjaga kemandiriannya dan otonominya atas dasar program
aksi yang unik.
Namun justru solusi mengenai masalah
persatuan organisasi buruh yang berkaitan dengan partai tidak hanya mengakui,
sebagai aturan umum, tetapi juga mengharuskan sikap yang cukup berbeda jika
berkaitan dengan masalah persatuan organisasi massa lain dari klas buruh:
serikat buruh, koperasi, soviet
Masing-masing organisasi tersebut
memiliki tugas dan metode kerjanya sendiri, dan dalam batasan-batasan tertentu
memiliki independensinya. Bagi Partai Komunis, semua organisasi tersebut
pertama-tama adalah arena pendidikan revolusioner untuk lapisan buruh yang luas
dan arena rekrutmen buruh yang maju. Semakin besar massa di dalam organisasi
tersebut semakin besar peluang yang dapat ditawarkan kepada kaum pelopor
revolusioner. Inilah mengapa, sebagai aturan, bukanlah sayap Komunis namun
sayap reformis yang mengambil inisiatif untuk memecah organisasi massa.
Kaum Bolshevik[1]
dan Serikat Buruh
Kita hanya perlu membandingkan cara
kerja kaum Bolshevik di tahun 1917 dengan cara kerja serikat-serikat buruh
Inggris di tahun-tahun terakhir ini. Kaum Bolshevik bukan hanya tetap berada di
serikat-serikat buruh yang sama dengan Menshevik[2],
namun di serikat-serikat buruh tertentu mereka mentoleransi kepemimpinan
Menshevik, bahkan setelah Revolusi Oktober, meskipun Bolshevik memiliki
mayoritas besar di Soviet-soviet. Sebaliknya, serikat-serikat buruh Inggris
atas inisiatif kelompok Laborities, bukan hanya mengeluarkan kaum
Komunis dari Partai Buruh namun juga mengambil langkah mengeluarkan kaum
Komunis bahkan dari serikat buruh.
Di Perancis, perpecahan di dalam
serikat buruh adalah juga akibat dari inisiatif kaum reformis, dan bukan tanpa
sebab kalau organisasi serikat buruh revolusioner, yang terpaksa menjalani keberadaan
yang independen, mengadopsi nama unitaris [persatuan] (nama pusat serikat buruh
sayap Kiri di Perancis adalah “Confédération générale du travail unitaire” atau
CGTU[3]
– Ed.)
Apakah kita menuntut sekarang agar
kaum Komunis berhenti dan keluar dari jajaran Konfederasi Umum Buruh (CGT,
Confédération générale du travail, yang merupakan pusat serikat buruh sayap
Kanan)? Sama sekali tidak. Sebaliknya; sayap revolusioner di dalam Konfederasi
Jouhaux harus
diperkuat. Namun hanya dengan itu saja kita melihat bahwa terjadinya split di
dalam organisasi serikat buruh bukanlah persoalan prinsipil bagi kita. Semua
keberatan ultra kiri secara prinsipil terhadap persatuan serikat buruh
pertama-tama diarahkan pada partisipasi kaum Komunis di CGT. Namun setiap kaum
revolusioner yang belum kehilangan sentuhan dengan realitas harus mengakui
bahwa pembentukan fraksi Komunis di dalam serikat buruh reformis adalah tugas
yang sangat penting. Salah satu tugas fraksi tersebut adalah pembelaan terhadap
CGTU di hadapan anggota serikat buruh reformis. Hal ini tidak dapat dicapai
kecuali dengan menunjukan bahwa kaum Komunis tidak mau memecah serikat buruh
sedikitpun; sebaliknya, kaum komunis siap kapanpun untuk membangun kembali
persatuan serikat buruh.
Jika seseorang mengakui bahwa kaum
Komunis harus memecah serikat-serikat buruh agar dapat mempertentangkan
kebijakan revolusioner dengan kebijakan reformis, maka kita tidak bisa
membatasi diri kita di Perancis saja: Kita harus menuntut agar kaum Komunis,
terlepas bagaimana korelasi kekuatan-kekuatan, keluar dari serikat buruh
reformis dan juga membentuk serikat buruh mereka sendiri di Jerman, Inggris dan
di Amerika Serikat, dsb. Di negeri-negeri tertentu, partai Komunis telah
mengambil jalan tersebut. Dalam kasus-kasus tertentu, kaum reformis tidak
memberikan jalan apapun. Di kasus yang lainnya, kaum Komunis jelas-jelas
melakukan kesalahan dengan jatuh pada provokasi kaum reformis. Namun hingga
sekarang kaum Komunis belum pernah, kapan pun dan dimana pun, menginisasi
perpecahan serikat buruh karena menolak secara prinsipil untuk bekerja dengan
kaum reformis di dalam organisasi massa kaum buruh.
Tanpa berhenti untuk berbicara
mengenai organisasi koperasi, yang mana pengalaman-pengalaman mereka tidak akan
menambah apapun yang penting dari apa yang sudah dikatakan di atas, kita akan
mengambil contoh Soviet[4].
Organisasi ini muncul dalam salah satu periode yang paling revolusioner, ketika
semua persoalan dan pertanyaan diletakkan di ujung pisau. Dapatkah seseorang
membayangkan pembentukan Soviet yang Komunis untuk bertentangan dengan Soviet
yang sosial demokrat? Ini akan berarti membunuh ide Soviet itu sendiri. Pada
permulaan 1917, kaum Bolshevik tetap berada di dalam Soviet sebagai sebuah
minoritas yang tidak signifikan. Selama berbulan-bulan – dalam sebuah periode
dimana satu bulan adalah seperti satu tahun, bahkan satu dekade – mereka
mentoleransi mayoritas kaum konsiliasionis [baca kaum Menshevik, yang berkonsiliasi
dengan kaum borjuis liberal – Ed.] di dalam Soviet, meskipun mereka telah
mewakili mayoritas besar di dalam komite-komite pabrik. Akhirnya, bahkan
setelah penaklukan kekuasaan, kaum Bolshevik mentoleransi kaum Menshevik di
dalam Soviet sementara Menshevik mewakili bagian tertentu dari klas buruh.
Hanya ketika Menshevik telah sepenuhnya mengekspos kelemahan mereka dan
mengisolasi dirinya sendiri, dengan mengubah dirinya menjadi sebuah klik,
Soviet kemudian melempar mereka keluar.
Di Spanyol, ketika dalam waktu dekat
slogan Soviet dapat diterapkan dalam praktek, pembentukan Soviet (juntas),
bila ada inisiatif berani dan teguh dari kaum Komunis, haruslah dimajukan tidak
lain dengan cara perjanjian teknis organisasi dengan serikat-serikat buruh dan
kaum sosialis mengenai metode dan interval pemilihan wakil-wakil buruh. Di
bawah kondisi tersebut, memajukan gagasan untuk menolak bekerja dengan kaum
reformis di dalam organisasi-organisasi massa akan menjadi salah satu bentuk
sektarianisme yang paling celaka.
Reformisme dan Klas Buruh
Bagaimana kemudian sikap kita
terhadap organisasi-organisasi proletar yang dipimpin oleh kaum reformis dapat
didamaikan dengan evaluasi kita mengenai reformisme sebagai sayap Kiri dari
borjuasi imperialis. Kontradiksi ini bukanlah sebuah kontradiksi yang formal
namun sebuah kontradiksi yang dialektis, atau dengan kata lain, kontradiksi
yang muncul dari jalannya perjuangan klas. Sejumlah besar kelas buruh (yakni
mayoritas kelas buruh di banyak negeri) menolak evaluasi kita mengenai reformisme;
di negeri-negeri yang lain, kelas buruh bahkan belum sampai pada pertanyaan
itu. Keseluruhan persoalan ini terletak pada memimpin massa-massa ini sampai
pada kesimpulan revolusioner atas dasar pengalaman bersama dengan mereka. Kita
berkata pada buruh yang non-Komunis dan anti-Komunis: “Hari ini kalian masih
percaya pada pemimpin-pemimpin reformis yang kami anggap sebagai pengkhianat.
Kami tidak bisa dan juga tidak ingin memaksakan pandangan kami kepadamu. Kami
ingin menyakinkanmu. Mari kita berjuang bersama dan memeriksa metode-metode
serta hasil-hasil dari perjuangan kita.” Ini berarti: kebebasan sepenuhnya
untuk membentuk kelompok-kelompok di dalam serikat buruh dimana disiplin
serikat buruh berlaku untuk semuanya.
Tidak ada prinsip lain yang dapat
dimajukan.
* * *
Komite Eksekutif Ligue (Oposisi Kiri
di Perancis)[5]
saat ini telah tepat dalam memprioritaskan masalah front persatuan. Hanya
dengan itulah kaum reformis dan terutama agen sayap kiri mereka, kaum Monattist[6]
dapat dicegah dalam upaya mereka untuk mempertentangkan tugas-tugas praktis
perjuangan klas dengan slogan persatuan formal. Vassart[7],
sebagai penyeimbang garis resmi yang mandul, telah mengajukan gagasan mengenai
front persatuan dengan organisasi-organisasi serikat buruh lokal. Caranya
mengajukan masalah tersebut adalah tepat dalam artian bahwa selama pemogokan
lokal masalah utama adalah mengenai bekerjasama dengan serikat-serikat buruh
lokal atau federasi-federasi tertentu. Adalah sama benarnya bahwa rantai
terbawah dari apartus reformis lebih sensitif terhadap tekanan dari buruh.
Namun akan salah untuk membuat perbedaan prinsipil antara perjanjian dengan
kaum oportunis lokal dengan pemimpin-pemimpin mereka. Semuanya tergantung pada
kondisi-kondisi saat itu, pada kekuatan tekanan massa, dan pada karakter
tugas-tugas yang muncul pada saat tersebut.
Kita sama sekali tidak meletakkan
kesepakatan dengan kaum reformis, entah itu secara lokal atau tersentral,
sebagai sebuah keharusan dan syarat utama bagi perjuangan di setiap saat. Kita
tidak mengorientasikan diri kita menurut kaum reformis namun menurut
kondisi-kondisi objektif dan kesadaran massa. Hal yang sama juga berlaku dalam
karakter tuntutan-tuntutan yang diajukan. Adalah fatal bagi kita untuk
sebelumnya menerima front persatuan menurut syarat-syarat kaum reformis, yaitu
atas dasar tuntutan-tuntutan minimal. Massa buruh tidak akan bangkit berjuang
untuk tuntutan-tuntutan yang terlihat terlalu fantastis bagi mereka. Namun di
sisi yang lain, jika tuntutan-tuntutannya terlalu sempit sejak awal, maka buruh
bisa saja berkata pada diri mereka sendiri: “itu tidak layak untuk
diperjuangkan.”
Tugas kita bukanlah setiap kali
secara formal mengajukan front persatuan kepada kaum reformis, namun memaksakan
syarat-syarat kepada mereka yang paling sesuai dengan situasi. Semua ini
menuntut sebuah strategi yang aktif dan penuh manuver. Tidak dapat diragukan
lagi bahwa secara khusus dan hanya dengan cara itu CGTU dapat melunakkan, pada
tingkatan tertentu, akibat dari perpecahan massa serikat buruh, CGTU dapat
meletakkan tanggung jawab perpecahan kepada mereka-mereka yang sebenarnya
bertanggung jawab dan memajukan posisinya sendiri dalam perjuangan.
Keunikan situasi di Perancis
menghadirkan sebuah fakta bahwa dua organisasi serikat buruh telah ada disana
secara terpisah selama bertahun-tahun. Di hadapan kemunduran gerakan dalam
beberapa tahun terakhir, orang-orang telah terbiasa dengan perpecahan ini, dan
sering sekali perpecahan ini telah dilupakan begitu saja. Namun kita dapat
memperkirakan bahwa kebangkitan klas buruh akan secara tak-terelakkan
membangkitkan slogan persatuan organisasi serikat buruh. Jika kita
mempertimbangkan bahwa lebih dari sembilan per sepuluh kaum buruh Perancis
berada di luar serikat buruh, maka menjadi jelas bahwa dengan semakin besarnya
kebangkitan tersebut, tekanan dari kaum buruh yang tidak terorganisir akan
semakin besar. Slogan persatuan tidak lain dan tidak bukan adalah salah satu
konsekuensi pertama dari tekanan tersebut. Dengan kebijakan yang tepat, tekanan
tersebut akan menguntungkan Partai Komunis dan CGTU
Jika, dalam periode selanjutnya,
sebuah kebijakan front persatuan yang aktif adalah metode utama dalam strategi
serikat buruh kaum Komunis Perancis, akan sepenuhnya keliru kalau kita
mempertentangkan kebijakan front persatuan dengan kebijakan persatuan
organisasi-organisasi serikat buruh.
Persoalan Front Persatuan
Tidak diragukan lagi bahwa persatuan
klas buruh hanya dapat tercapai di atas basis yang revolusioner. Kebijakan
front persatuan adalah salah satu cara untuk membebaskan buruh dari pengaruh
kaum reformis dan bahkan dalam analisa terakhir, untuk menuju persatuan sejati
klas buruh. Kita harus terus menerus menjelaskan kebenaran Marxis ini kepada
kaum buruh yang maju. Namun sebuah perspektif sejarah, bahkan yang paling benar
sekalipun, tidak dapat menggantikan pengalaman hidup dari massa. Partai adalah
pelopor, namun dalam kerjanya, terutama sekali dalam kerja serikat buruhnya,
dia harus bisa bersandar pada barisan belakangnya. Bahkan dia harus menunjukkan
kepada buruh – sekali, dua kali dan bahkan sepuluh kali jika perlu – bahwa dia
siap setiap saat untuk membantu mereka menyusun kembali persatuan
organisasi-organisasi serikat buruh. Dan dalam hal ini, kita tetap setiap pada
prinsip-prinsip utama strategi Marxis: menggabungkan perjuangan untuk reforma
dengan perjuangan untuk revolusi.
Bagaimana hari ini sikap dua konfederasi
serikat buruh Prancis (CGT dan CGTU – Ed.) terhadap persatuan? Bagi mayoritas
besar buruh, sikap mereka terlihat serupa. Pada kenyataannya, strata
administratif dari kedua organisasi ini telah menyatakan bahwa unifikasi hanya
bisa dicapai “dari bawah” atas dasar prinsip-prinsip dari masing-masing
organisasi. Dengan menutupi dirinya sendiri dengan slogan persatuan dari bawah,
yang dipinjamnya dari CGTU, konfederasi reformis (CGT) mengeksploitasi
mudah-lupanya klas buruh dan ketidaktahuan generasi muda yang tidak mengetahui
apapun mengenai kerja memecah-belah dari Jouhaux, Dumoulin dan kawan-kawannya.
Pada saat yang sama, kelompok Monattist membantu Jouhaux dengan menggantikan
tugas-tugas perjuangan gerakan buruh dengan slogan tunggal persatuan serikat buruh.
Seperti orang istana (courtier)[8]
yang tulus, mereka mengarahkan semua usaha mereka untuk melawan CGTU, untuk
memisahkan sebanyak mungkin anggota serikat buruh darinya, untuk mengumpulkan
anggota-anggota buruh ini di sekeliling mereka sendiri dan kemudian masuk ke
dalam negosiasi dengan kedudukan yang sama dengan konfederasi reformis.
Sepanjang saya dapat menilai dari
materi yang saya miliki, Vassart telah mengajukan agar kaum Komunis sendiri
yang memajukan slogan kongres unifikasi dari kedua konfederasi serikat buruh
ini. Usulan tersebut sepenuhnya ditolak; sementara Vassart dituduh telah
berpindah ke posisi Monatte. Karena kurangnya data saya tidak dapat
mengungkapkan pandangan saya secara menyeluruh dalam diskusi ini. Namun saya
menilai bahwa kaum Komunis Perancis tidak punya alasan untuk meninggalkan
slogan kongres unifikasi, justru sebaliknya.
Kelompok Monattist berkata: “Yang
pertama adalah kelompok pemecah dan juga yang kedua. Hanya kami yang mengusung
persatuan. Buruh, dukunglah kami”. Kelompok reformis menjawab: “Bagi kami, kami
mendukung persatuan dari bawah”, yaitu, “kami” akan dengan murah hati
mengijinkan buruh untuk bergabung kembali dengan organisasi kami. Apa yang
harus dikatakan oleh konfederasi revolusioner dalam hal ini? “Adalah bukan
tanpa maksud kami menyebut diri kami sendiri konfederasi unitaris. Kami siap
untuk merealisasikan persatuan organisasi-organisasi serikat buruh bahkan hari
ini. Namun untuk itu buruh tidak butuh sama sekali para courtier
mencurigakan yang tidak memiliki organisasi serikat buruh di belakangnya dan
yang terus menerus menyebarkan perpecahan, mengambil keuntungan dari perpecahan
seperti ulat belatung dalam luka. Kami mengusulkan untuk menyiapkan dan
menyelenggarakan setelah jangka waktu tertentu sebuah kongres unifikasi atas
dasar demokrasi serikat buruh.”
Cara mengajukan penyelesaian seperti
ini akan dengan segera memotong landasan kelompok Monattist, yang adalah sebuah
kelompok politik yang sepenuhnya mandul, namun mampu menebar kebingungan besar
di jajaran kaum buruh. Tapi tidakkah likuidasi kelompok courtier ini
akan sangat merugikan kita? Ada yang berkeberatan bahwa jika kelompok reformis
menyetujui kongres persatuan, maka kaum Komunis akan menjadi minoritas di sana
dan CGTU akan terpaksa menyerahkan posisinya kepada CGT.
Pertimbangan semacam itu hanya dapat
meyakinkan kaum birokrat serikat buruh Kiri yang berjuang untuk
“kemandiriannya”, sementara kehilangan pandangan atas perspektif dan
tugas-tugas gerakan secara keseluruhan. Persatuan antara dua organisasi serikat
buruh, bahkan jika sayap revolusionernya tetap dalam minoritas untuk jangka
waktu tertentu, akan dengan cepat menunjukkan bahwa ini akan menguntungkan
Komunisme dan hanya Komunisme. Persatuan konfederasi-konfederasi akan membawa
masuk sejumlah besar anggota baru. Berkat ini, pengaruh krisis akan
terrefleksikan di dalam serikat buruh dengan lebih dalam dan menentukan. Dengan
naiknya gelombang baru, sayap Kiri akan mampu memulai perjuangan menentukan
untuk menaklukan konfederasi yang telah tersatukan ini. Hanya kaum sektarian
atau kaum birokrat serikat, dan bukan kaum revolusioner proletarian, yang lebih
memilih mayoritas pasti dalam sebuah konfederasi serikat buruh yang terisolasi
dan sempit ketimbang kerja-kerja oposisi dalam organisasi massa luas dan riil.
Bagi kaum Marxis yang berpikir,
adalah cukup jelas bahwa salah satu alasan yang berkontribusi pada kesalahan
besar dari kepemimpinan CGTU adalah akibat situasi dimana orang-orang seperti
Monmousseau, Semard dan yang lainnya, tanpa persiapan teoritis ataupun
pengalaman revolusioner, segera mengklaim dirinya sebagai “tuan” dari
organisasi independen dan punya peluang untuk bereksperimen dengan organisasi
independen ini di bawah perintah Losovsky, Manuilsky dan teman-temannya. Tidak
dapat disangkal bahwa jika kelompok reformis tidak melakukan pemecahan
konfederasi, Monmousseau dan teman-temannya harus berhadapan dengan massa yang
lebih luas. Fakta ini saja akan mendisiplinkan petualangan birokratik mereka.
Inilah mengapa keuntungan dari persatuan akan jauh lebih besar ketimbang
kerugiannya. Jika, di dalam konfederasi yang tersatukan dan beranggotakan
sekitar satu juta buruh, sayap revolusioner tetap berada dalam minoritas dalam
satu atau dua tahun, maka tidak diragukan bahwa dua tahun tersebut akan lebih
berguna untuk pendidikan bukan hanya untuk aktivis serikat buruh Komunis tetapi
untuk keseluruhan partai, ketimbang lima tahun berzig-zag secara “independen”
di dalam CGTU yang semakin lama semakin lemah.
Bukan, bukan kita, namun kaum
reformis yang seharusnya takut akan persatuan serikat buruh. Jika mereka
menyetujui kongres persatuan – bukan hanya dalam kata-kata namun dalam fakta –
itu akan membuka peluang untuk membawa gerakan buruh di Perancis keluar dari
jalan buntu. Tetapi justru inilah mengapa kaum reformis tidak akan
menyetujuinya.
Kondisi-kondisi krisis menciptakan
kesulitan-kesulitan paling besar bagi kaum reformis, terutama sekali dalam
ranah serikat buruh. Inilah mengapa mereka merasa sangat perlu berlindung di
belakang sayap Kirinya; adalah para courtier persatuan yang memberikan
mereka perlindungan ini. Untuk mengekspos kerja memecah-belah dari kaum
reformis dan parasitisme dari kaum Monattist adalah tugas yang paling penting
dan sangat diperlukan. Slogan kongres persatuan dapat menyediakan solusi atas
tugas ini. Ketika kaum Monattist berbicara mengenai persatuan, mereka
mengarahkan slogan ini untuk melawan kaum Komunis; ketika CGTU sendiri
mengajukan jalan menuju persatuan, ini akan memberikan pukulan mematikan kepada
kaum Monattist dan memperlemah kaum reformis. Bukankah ini sangat jelas?
Adalah benar bahwa kita mengetahui
sebelumnya bahwa slogan persatuan tidak akan memberikan hasil yang besar pada
saat ini karena penolakan dari kaum reformis, ketimbang jika terjadi persatuan
riil dari organisasi serikat buruh. Namun hasil yang lebih terbatas, dengan
syarat kebijakan yang tepat dari kaum Komunis, tentu saja akan dapat tercapai.
Massa luas buruh akan melihat siapa yang benar-benar ingin bersatu dan siapa
yang menolaknya, dan akan meyakinkan mereka bahwa layanan dari para courtier
tidak dibutuhkan. Tidak diragukan lagi bahwa dalam jangka panjang kaum
Monattist akan hilang, CGTU akan merasa dirinya semakin kuat dan CGT akan
semakin lemah dan tidak stabil.
Namun jika memang begitu analisanya,
bukankah semua ini berujung pada hanya sebuah manuver – dan bukannya untuk
realisasi persatuan yang efektif? Keberatan ini tidak dapat menakut-nakuti
kita. Ini adalah caranya kaum reformis untuk mengevaluasi keseluruhan kebijakan
front persatuan kita: mereka menyatakan bahwa usulan kita adalah manuver hanya
karena mereka sendiri tidak mau memimpin perjuangan ini.
Akan sepenuhnya keliru kalau kita
membuat perbedaan secara prinsipil antara kebijakan front persatuan dan
unifikasi organisasi serikat buruh. Selama kaum Komunis menjaga kemandirian
partai mereka sepenuhnya, kemandirian fraksi mereka di dalam serikat buruh,
kemandirian dari keseluruhan kebijakan mereka, unifikasi dari
konfederasi-konfederasi adalah tidak lain dan tidak bukan sebuah bentuk
kebijakan front persatuan, dalam bentuk yang lebih luas. Dengan menolak usulan
kita, kaum reformis mengubahnya menjadi sebuah “manuver”. Namun bagi kita, ini
adalah “manuver” yang sah dan sangat diperlukan; adalah manuver-manuver semacam
itu yang melatih massa buruh.
* * *
Komite Eksekutif Ligue, sekali lagi
kita katakan, sepenuhnya benar ketika mereka menekankan bahwa persatuan aksi
tidak dapat ditunda hingga unifikasi organisasi serikat buruh. Ide ini harus
dikembangkan seperti sebelumnya hingga sekarang, dijelaskan dan diterapkan
dalam praktek. Namun ini tidak mengecualikan tugas untuk mengedepankan secara
tegas, pada momen tertentu yang tepat, masalah unifikasi
konfederasi-konfederasi (atau bahkan federasi tunggal).
Keseluruhan masalah ini akan
tergantung pada mampu atau tidaknya kepemimpinan Komunis untuk melakukan
manuver tegas seperti itu. Masa depan akan menunjukkan. Namun jika partai dan
kepemimpinan CGTU hari ini menolak untuk mengikuti nasehat dari Ligue – yang
sangat mungkin terjadi – mungkin saja mereka akan terpaksa mengikutinya besok.
Kita tidak perlu menambahkan bahwa kita tidak membuat pemujaan terhadap
persatuan serikat buruh. Kita tidak menunda perjuangan apapun hingga terjadinya
persatuan. Bagi kita persatuan bukanlah obat mujarab untuk segala hal, namun
sebuah pelajaran dalam hal khusus dan penting yang harus diajarkan kepada para
buruh yang telah melupakan atau tidak tahu masa lalunya.
Untuk partisipasi dalam kongres
persatuan, kita tentu saja tidak mengajukan syarat-syarat prinsipil.
Ketika para courtier persatuan,
yang tidak malu mengucapkan kata-kata murahan, mengatakan bahwa persatuan
konfederasi harus mendasarkan dirinya pada prinsip perjuangan kelas, dsb.,
mereka melakukan akrobat verbal demi kepentingan kaum oportunis. Seolah-olah
seseorang yang serius dapat meminta Jouhaux dan kawan-kawannya untuk menempuh,
atas nama persatuan dengan kaum Komunis, jalan perjuangan klas yang telah
dengan sengaja mereka tinggalkan demi persatuan dengan para pemilik modal. Dan
apa yang para courtier ini, semua kelompok Monattes, Zyromskis dan
Dumolins, pahami dengan “perjuangan kelas”? Tidak, kita siap kapanpun untuk
berdiri di atas dasar persatuan serikat buruh, bukan dalam rangka “memperbaiki”
(dengan bantuan formula palsu) para agen-agen bayaran kaum kapitalis, namun
dalam rangka untuk memecah buruh dari pengaruh khianat mereka. Satu-satunya
syarat yang kita ajukan adalah jaminan organisasional terhadap demokrasi
serikat buruh, terutama kebebasan mengkritik bagi pihak minoritas, tentu saja
dengan syarat bahwa minoritas ini patuh pada disiplin serikat buruh. Kita tidak
minta apapun lagi, dan kita tidak menjanjikan apapun dari pihak kita.
Mari kita bayangkan kalau Partai
Komunis, bahkan jika tidak segera, mengikuti nasehat kita. Bagaimana Komite
Sentral harus bertindak? Pertama-tama, Komite Sentral wajib dengan cermat
menyiapkan di dalam partai rencana kampanye, untuk menelitinya di dalam semua
fraksi serikat buruh sesuai dengan kondisi lokal serikat buruh, sehingga slogan
persatuan dapat secara efektif diarahkan secara simultan dari atas dan dari
bawah. Hanya setelah persiapan dan elaborasi yang cermat, setelah menghilangkan
semua keraguan dan kesalahpahaman di dalam jajarannya sendiri, maka kemudian
kepemimpinan Konfederasi Unitaris (CGTU) mengajukan proposal lengkap dan
kongkrit kepada kepemimpinan Konfederasi reformis: menyiapkan komisi persiapan,
misalnya dalam waktu dua bulan, untuk penyelenggaraan kongres unifikasi serikat
buruh dimana semua organisasi serikat buruh di seluruh negeri harus dapat
terlibat. Secara simultan, organisasi-organisasi unitaris lokal mengajukan
proposal yang sama kepada organisasi-organisasi reformis lokal, yang
diformulasikan dengan detil dan kongkrit.
Partai Komunis mengembangkan agitasi
luas di seluruh penjuru negeri, mendukung dan menjelaskan inisiatif CGTU.
Perhatian massa buruh yang paling luas, dan terutama sekali para buruh
Konfederasi untuk beberapa waktu tertentu harus dikonsentrasikan pada ide
sederhana bahwa kaum Komunis mengajukan dengan segera untuk mencapai persatuan
organisasional dari organisasi-organisasi serikat buruh. Apapun sikap kaum reformis,
apapun tipu muslihat yang mereka lakukan, kaum Komunis akan mendapatkan
keuntungan dari kampanye ini, bahkan bila kampanye ini untuk pertama kalinya
hanya menjadi sebuah demonstrasi.
Selama periode ini, perjuangan atas
nama front persatuan tidak berhenti barang satu menit pun. Kaum Komunis terus
menyerang kaum reformis di provinsi-provinsi dan di pusat, mendukung aktivitas
buruh yang terus tumbuh, memperbaharui semua tawaran aksi-aksi perjuangan
mereka atas dasar kebijakan front persatuan, mengekspos kaum reformis,
menguatkan barisan mereka sendiri, dsb. Dan bisa saja dalam enam bulan, dalam
setahun atau dua tahun, kaum Komunis harus menawarkan kembali usulan unifikasi
konfederasi-konfederasi serikat buruh dan dengan itu menempatkan kaum reformis
dalam posisi yang lebih sulit ketimbang pada saat pertama kali.
Kebijakan Bolshevik yang sejati
harus memiliki karakter ini, yang pada saat bersamaan ofensif, berani dan
bersifat manuver. Hanya dengan jalan ini maka gerakan dapat dimajukan dari
stagnasi, dibersihkan dari formasi-formasi parasitik, dan evolusi klas buruh
menuju revolusi dapat dipercepat.
Pelajaran yang diajukan di atas
tidak akan bermakna dan tidak akan berhasil jika inisiatif tidak datang dari
CGTU dan Partai Komunis. Tugas Ligue tentu saja bukanlah mengajukan secara
independen slogan kongres persatuan, yang akan membuat mereka menentang
Konfederasi Unitaris (CGTU) dan menentang Konfederasi reformis (CGT). Tugas
Ligue adalah untuk mendorong para pengurus partai dan CGTU ke jalan kebijakan
front persatuan yang berani dan untuk menstimulus mereka – di atas dasar
kebijakan tersebut – untuk pada momen yang menguntungkan meluncurkan – dan di
masa depan akan ada banyak momen-momen seperti itu – sebuah serangan ofensif
menentukan demi persatuan organisasi-organisasi serikat buruh.
Untuk memenuhi tugasnya kepada
partai, Ligue – dan ini adalah tugas pertamanya – harus membariskan
anggota-anggotanya sendiri dalam gerakan serikat buruh. Ini adalah tugas yang
tidak dapat ditunda. Itu adalah tugas yang harus dan akan dituntaskan.
Catatan
[1]Bolshevik,
yang dalam bahasa Rusia artinya mayoritas, adalah sebuah faksi di dalam Partai
Buruh Sosial Demokrat Rusia yang dibentuk pada 1903 oleh Lenin untuk melawan
Menshevik saat itu. Perbedaan antara mereka pada saat itu hanyalah bersifat
organisasional, dimana Bolshevik menginginkan partai dengan kader-kader yang
profesional dan disiplin, sedangkan Menshevik menginginkan partai yang luas dan
terbuka dengan jumlah anggota sebesar-besarnya. Perbedaan awal ini ternyata
hanyalah pembukaan untuk perbedaan yang lebih fundamental, yakni antara
Marxisme (Bolshevisme) dan reformisme (Menshevisme). Pada 1912, faksi Bolshevik
pecah dari Partai Buruh Sosial Demokrat Rusia dan membentuk Partai Bolshevik.
[2]
Menshevik, dari bahasa Rusia, artinya minoritas, adalah sayap reformis dari
Partai Buruh Sosial Demokrat Rusia yang memperoleh namanya dari perpecahan
faksi dengan kaum Bolshevik (yang berarti mayoritas) di kongres tahun 1903.
Perbedaan politik yang fundamental antara kaum Menshevik dan kaum Bolshevik menjadi
jelas pada 1904 dan terbukti di dalam Revolusi 1905. Kaum Menshevik menganut
teori 'dua tahap', mengajukan argumen bahwa kaum proletar harus beraliansi
dengan kaum borjuasi dan membatasi diri dengan mendirikan republik borjuis dan
menunda sosialisme. Pada 1917, menteri-menteri Menshevik menyokong Pemerintah
Sementara, mendukung kebijakan imperialisnya, dan memerangi revolusi proletar.
Setelah Revolusi Oktober, kaum Menshevik terang-terangan menjadi
kontra-revolusioner.
[3]
Confédération générale du travail unitaire (CGTU) atau Konfederasi Umum Buruh
Unitaris adalah sebuah konfederasi serikat buruh di Prancis yang lahir dari
perpecahan di dalam Confédération générale du travail (CGT) pada 1922, dan
konfederasi ini didominasi oleh kaum Komunis. Pada periode Front Popular pada
1936, CGTU bergabung kembali dengan CGT.
[4] Leon
Jouhaux (1879-1954) adalah seorang pemimpin serikat buruh Perancis yang
menerima Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 1951. Dia menjabat sebagai
Sekjen Konfederasi Umum Buruh atau CGT dari 1909 hingga 1947.
[5] Soviet
berarti “dewan” dalam bahasa Rusia. Dewan ini terbentuk pada masa revolusi
sebagai organ perlawanan dan kekuasaan kaum buruh, tani, dan tentara. Soviet
adalah organ demokrasi paling luas dari rakyat tertindas, dengan demokrasi
langsung yang partisipatoris. Terbentuk pertama kalinya pada Revolusi 1905,
soviet lalu muncul kembali pada Revolusi Februari 1917, dan akhirnya di bawah
kepemimpinan Bolshevik berhasil merebut kekuasaan pada Revolusi Oktober.
[6] Ligue
Communiste (Liga Komunis) adalah seksi Oposisi Kiri di Prancis yang dibentuk
pada 1930. Mereka bekerja di dalam Partai Komunis Prancis yang didominasi oleh
kaum Stalinis.
[7] Pierre
Monatte (1881-1960) adalah seorang aktivis buruh Prancis yang bekerja di
industri cetak. Dia adalah salah seorang pemimpin besar Konfederasi Umum Buruh
(CGT) pada awal abad ke-20. Dia bergabung dengan Partai Komunis Prancis pada
1923 dan dipecat pada 1924 karena oposisinya terhadap Stalin.
[8] Salah
satu pemimpin Partai Komunis di serikat buruh merah yang setelah menjadi salah
satu pengusung kebijakan “periode ketiga” dari Komintern dan partai di
Perancis, kemudian berkembang mengjadi persoalan mengenai kebijakan dengan
kepemimpinan partai. Dalam polemik melawannya para pejabat partai menyebutnya
sebagai “semi Trotskis”. - Ed
[9] Courtier
adalah orang-orang yang ada di istana raja, yang digambarkan seorang
orang-orang yang tidak tulus, penjilat dan mahir melakukan intrik, dan penuh
dengan ambisi pribadi
0 komentar:
Posting Komentar